Kamis, 26 Januari 2012

Intepretasi feature

FEATURE
A feature story is creative, sometime subjective, article designed primarily to entertain and to inform reader of an event, a situation or an asoect of life ( Menurut Williamson (1972:12).

TERJEMAHAN FEATURE
Feature adalah cerita yang kreatif, has, unik, terkadang subjektif, artikel, wacana yang lebih mengutamakan hiburan dan untuk memberitahukan kepada pembaca dalam suasana, atau situasi tertentu yang menuturkan aspek kehidupan.

PENAFSIRAN FEATURE
Kisah feature memang orisinal dan bersifat deskriptif. Bisa saja dalam sebuah feature dipenuhi dengan orisinalitas dan deskripsi penulis yang menghibur, dan sedikit informasi. Atau, penulisnya lebih banyak menginformasikan amatanya dengan sedikit menghibur. Tulisan feature yang bagus mengkombinasikan segala aspeknya dengan baik dan proporsional.
Feature adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca.
Sisi-sisi kemanusiaan atau human interest merupakan aspek yang paling dominan dalam sebuah produk tulisan feature.
Dalam penulisan feature, kehendak, opini atau subyektifitas pandangan penulis sangat mungkin untuk dimasukan, meskipun tidak secara mencolok
Opini itu tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan contoh-contoh, serta penyertaan nara sumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.
Feature memiliki karakteristik sebagai berikut :
Kreatif: memungkinkan penulis "mencipta" sebuah cerita (dengan teknik berkisah), namun bukan cerita fiktif.
Subjectif: dengan penggunaan model aku, memungkinkan penulis memasukkan emosi dan pikirannya.
Informatif: Feature memang terkadang tidak memiliki nilai berita. Ia justeru cenderung memberi nilai informasi mengenai situasi/aspek kehidupan
Menghibur: Bahan feature dengan sengaja dicarikan dari cerita yang ekslusif dan ditulis secara mendalam (indepth), termasuk aspek humor yang menyertainya
Awet: berita bisa basi dalam 24 jam, tapi feature tak akan pernah basi.

Ciri-ciri feature :
Lengkap : Sebuah feature disebut lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu peristiwa, dan memadukan jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian , dan kesimpulan atau penutup (punch).
Melawan Kebasian : Feature dapat menjadi alat ampuh melawan kebiasaan berita. berita hanya berumur 24 jam. Dengan feature, sebuah berita dapat dipoles menjadi menarik kembali dan tetap aktual.
Non Fiksi : Feature merupakan pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan memebrikan gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa atau suatu objek.
Bagian Dari Media Massa : Sebuah feature harus disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan buletin) maupun elektronik (televisi dan radio, kalau sekarang web dan blog termasuk)
Panjang tak Tentu : Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah  feature, sehingga tulisan feature sangat bervariasi tergantung penulisnya. Panjang pendeknya sebuah feature tergantung pada penting-tidaknya peristiwa, menariknya aspek yang diungkap, dan bagaimana penulis berusaha mewarnai feature sehingga memikat dari awal sampai akhiri

Sifat-sifat Feature
Kreatif : Feature membutuhkan kreativitas penulisnya, dalam mencari objek tulisan yang khas, yang kadang-kadang merupakan peristiwa biasa, namun belum pernah atau jarang terungkap.
Variatif : Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang variatif dengan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup dan variatif.
Subyektif : Feature bersifat subyektif. Yakni sangat tergantung sudut pandang, wawasan, intelektual, ketrampilan, dan karakter penulisnya.
Informatif : Feature membantu pembaca dengan memperjelas suatu keadaan untuk merasakan gambaran dari suaru kejadian, atau mempengaruhinya bertindak atau percaya. Nilai informatif feature berbeda dengan berita langsung yang benar-benar menyajikan informasi. Informasi dalam feature lebih mendalam dan lengkap.


CONTOH SALAH SATU JENIS FEATURE

(Personality Profile Feature )

Biografi W.S Rendra
Willibrordus Surendra Broto Rendra atau W.S Rendra, lahir 7 November 1936 di Solo, Jawa Tengah. Awalnya memeluk agama Katolik dan menjadi "mu'allaf" dan menjadi muslim hingga akhir hayatnya. Setamat SMA St. Joef Solo, dia melanjutkan studinya ke Jurusan Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Terakhir dia mendapatkan pendidikan dari American Academy of Dramatic Arts, New York-AS.
Selain sebagai penyair, Rendra juga dikenal sebagai seorang dramawan Indonesia paling terkemuka. Dia telah menulis sejak tahun 1954. Sekembalinya dari AS tahun 1967 dia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta dan memimpinnya. Banyak drama yang telah dipentaskan olehnya, dan ia sendiri bermain aktor dan sekaligus sebagai sutradara. Selanjutnya Rendra juga terjun ke bidang film.
Beberapa kumpulan puisi telah dilahirkan oleh penyair ini, begitu juga sejumlah naskah drama, cerita pendek dan karya terjemahan maupun saduran. Kumpulan cerpennya antara lain Ia Sudah Bertualang (1964) dan naskah dramanya Sekda serta Perjuangan Suku Naga. Karya-karya asing yang diterjemahkan meliputi Sophocles, Shakespeare, Aristophanes, Bertold, Goethe dan masih banyak lagi. Buku-buku Rendra juga telah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing seperti Rendra: Ballada and Blues (USA, 1969); Pamfletten van een Dichter (Holland, 1979); Indonesian Poet in New York (Australia, 1972); State of Emergency (Australia, 1980); dan Struggle of the Naga Tribe (Australia, 1980). Di samping itu Rendra juga masih menerbitkan buku tentang Bermain Drama.
Tahun 1957 memperoleh Hadiah dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, tahun 1969 memperoleh Anugerah Seni dari Pemerintah RI, dan tahun 1975 memperoleh anugerah Seni dari Akademi Jakarta.
Sebagai penyair yang sukses meraih ribuan penonton dalam tiap penampilannya, tak perlu diceritakan lagi. Ia bahkan merupakan penyair Indonesia pertama yang pembacaan sajaknya direkam dalam kaset.
Kumpulan sajaknya: Balada Orang-orang Tercinta (1957); Rendra: Empat Kumpulan Sajak (1970), dan Potret Pembangunan dalam Puisi (1980).
Jika Rendra sejak lahir memeluk agama Katolik dan menjadi mu'allaf dan di dalam Islam dia pernah mengungkapkan bahwa agama Islam sanggup memberikan kepuasan intelektual dan spiritual kepadanya. Ia berani mengatakan demikian karena mempunyai pengalaman memeluk banyak agama dan tidak pernah beragama. Sungguh beruntunglah Rendra karena menjadi muslim karena pencarian sendiri (dan tentunya telah mendapat hidayah!) dan meninggal dalam keadaan muslim! Ya, mudah-mudahan kita yang terlahir dalam keadaan muslim (muslim warisan) senantiasa mampu menjaga keimanan kita dan kelak meninggal dalam muslim juga !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar