Minggu, 01 April 2012

KUALITAS DAN KUANTITAS PROPOSISI

A. Kuantitas proposisi

Setiap term di dalam proposisi menunjuk kepada seluruh pengertian. Term “manusia”, misalnya, mewakili pengertian “manusia” yang dikenakan pada setiap individu: si Joni, si Barto, si Dina, si Yanti, dan seterusnya. “Manusia” itu bukan hanya si Gudel atau si Iyem, tetapi “setiap individu” yang memiliki ciri -ciri yang termuat dalam pengertian manusia. Jadi, pengertian “manusia” itu luasnya adalah universal.

Dari pembahasan kita mengenai “luas pengertian”, telah kita ketahui bahwa tidak semua pengertian itu luasnya adalah universal. Kita mengenal juga pengertian yang luasnya singular dan partikular. Dalam hubungan itu, kuantitas sebuah proposisi ditentukan oleh luas term subyeknya . Karena itu, menurut kuantitasnya, proposisi dapat kita bedakan atas:

(a) Proposisi singular: proposisi yang subyeknya singular; jadi predikat mengakui atau mengingkari hanya tentang satu hal yang tertentu;

(b) Proposisi partikular: proposisi yang subyeknya partikular; jadi predikat mengakui atau mengingkari hanya sebagian dari luas subyeknya (paling sedikit satu tetapi tidak seluruhnya dan tak tentu); dan

(c) Proposisi universal: proposisi yang subyeknya universal; jadi predikatnya mengakui atau mengingkari seluruh luas subyeknya.

B. Kualitas proposisi

Setiap proposisi mengandung pengakuan atau pengingkaran sesuatu (term predikat) tentang sesuatu yang lain (term subyek). Dengan demikian menurut kualitasnya, kita dapat membedakan proposisi atas proposisi afirmatif dan proposisi negatif. Proposisi yang berkualitas afirmatif adalah proposisi yang mengandung pengakuan apa yang menjadi term predikatnya tentang apa yang menjadi term subyeknya. Dalam proposisi “Anton adalah mahasiswa angkatan ‘09” merupakan proposisi afirmatif karena proposisi tersebut mengandung pengakuan atau afirmasi predikat (“mahasiswa angkatan ’09) tentang tentang “Anton”. Sebaliknya, proposisi yang berkualitas negatif adalah proposisi yang mengandung pengingkaran apa yang menjadi term predikatnya tentang apa yang menjadi term subyeknya. Proposisi “Kucing adalah bukan binatang yang bertelur” termasuk proposisi negatif, karena proposisi tersebut mengandung pengingkaran “binatang yang bertelur” tentang “kucing”.

Catatan

Sehubungan dengan penentuan kuantitas dan kualitas proposisi ini, untuk mencegah kesalahan, patutlah kita brhati-hati apabila kita menemukan kata “tidak” atau “bukan” di awal suatu proposisi. Jika kita belum terbiasa, ada baiknya kalau terlebih dahulu kita tanyakan apakah proposisi yang dihadapi itu adalah proposisi kategoris standar? Jika tidak ada baiknya kita kembalikan menjadi proposisi kategoris standar. Proposisi “tidak” ada tumbuh -tumbuhan yang biasa berjalan “adalah proposisi berkualitas negatif dan luasnya universal; tetapi proposisi “tidak ada manusia yang tidak mati” adalah proposisi yang berkualitas afirmatif dan luasnya universal. Sedangkan proposisi “tidak semua anjing setia pada tuannya” adalah proposisi yang berkualitas negatif dan luasnya partikular, tetapi proposisi “Tidak semua pencuri tidak mau bertobat” adalah proposisi yang berkualitas afirmatif dan luasnya partikular.

C. Klasifikasi proposisi menurut kuantitas dan kualitasnya

Apabila kita klasifikasikan proposisi sekaligus menurut kuantitas dan kualitasnya, kita akan mendapatkan enam macam proposisi:

(1) proposisi universal afirmatif,

(2) proposisi partikular afirmatif,

(3) proposisi singular afirmatif,

(4) proposisi universal negatif,

(5) proposisi partikular negatif,

(6) proposisi singular negatif.

Para ahli logika melambangkan enam macam proposisi di atas dengan empat huruf, yakni A, E, I, dan O sebagaimana tampak dalam tabel di bawah ini!

Afirmatif Negatif

Universal dan Singular A E

Partikular I O

Proposisi A:

Proposisi universal afirmatif. Contoh:

- Setiap orang mengalami kesulitan hidup

- Emas adalah logam mulia

- Semua mahasiswa lulus ujian

proposisi singular afirmatif. Contoh:

- Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia

- Edward Ali adalah dokter pertama lulusan Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.

Proposisi E:

Proposisi universal negatif. Contoh:

- Tak seorangpun bebas dari kesalahan

- Tidak ada sapi yang buas

- Semua orang Flores tidak pandai berdagang

proposisi singular negatif. Contoh:

- Amir bukanlah anak nakal

- Indonesia bukan negara agama

Proposisi I:

proposisi partikular afirmatif. Contoh:

- Sebagai mahasiswa mengikuti latihan karate

- Ada serangga yang berbahaya

- Tidak semua orang tidak dapat berdansa

Proposisi O:

proposisi partikular negatif. Contoh:

- Sebagian orang suka lagu cengeng

- Tidak semua anjing setia pada tuannya

- Ada mahasiswa tidak membuat tugas logika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar